Senin, 26 Januari 2009

SPBU yang Nakal Dapat Sanksi

Stok BBM Aman
SPBU yang Nakal Dapat Sanksi

PEKANBARU - Pemerintah berencana menurunkan lagi harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar untuk kesekian kalinya. Dengan adanya kebijakan ini, tentunya bakalan terjadi permainan stok BBM di Station Pengisian Bahan Bakar (SPBU), pihak SPBU berusaha menjual BBM dengan skala kecil. Sehingga ada anggapan persediaan stok BBM di SPBU habis.

"Kalau seperti ini, tentunya Pertamian bakalan memberikan sanksi tegas," jelas Sales Regional (SR) Pertamina Wilayah X Regional I, Gunawan kepada Metro Riau di ruang kerjanya, Senin (12/1) kemarin.

Menurut Gunawan, untuk stok BBM di Riau sangat aman. Seperti stok minyak premium bisa untuk 5 hari sampai 7 hari kedepan. Sedangkan minyak solar bisa untuk 5,8 hari kedepan. Berbeda untuk stok solar di tembilahan, pertamina meyakinan stok di tembilahan bisa sampai dengan 26 hari kedepan."Makanya tidak ada alasan BBM tidak ada," jelas Gunawan.

Lanjut Gunawan, dengan adanya kebijakan ini, memang terjadi penurunan permintaan BBM ke Depot Siak yang berada di Sungai Duku. Berapa angka penurunan Gunawan tidak mau menjelaskan secara detail."Masalah berapa penurunan, kita wajib minta izin ke Medan," jelas Gunawan.

Tapi data permintaan BBM setiap hari pada bulan Desember 2008 lalu ada. Rata-rata satu hari 1470 kiloliter yang disalurkan ke 106 SPBU di Riau, 32 SPBU berada di Kota Pekanbaru."Ya dibawah itulah turunnya," jelas Gunawan.

Terkait permainan pengurangan penjualan, stok yang seharusnya habis dalam satu hari dibuat dua hari, tentunya menjadi persoalan tersendiri. Sehingga permintaan dan penyetoran tidak dilakukan pada hari itu, tetapi pada hari berikutnya."Setiap SPBU, pertamina sudah tahu berapa besar penjualan setiap hari, makanya pihak SPBU tidak bisa membohongi pertamina," jelas Gunawan.

Terkait SPBU merasa dirugikan dengan kebijakan itu, Gunawan sangat menyayangkan sekali. Ketika harga melambung beberapa waktu lalu, SPBU merasa diuntungkan, pas lagi turun mereka tidak mau di rugikan."Untung rugi dalam berbisnis biasalah, orang berdagang," imbuh Gunawan.

(malik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar