Senin, 26 Januari 2009

Pengusaha Elektronik Pilih Kurangi Margin

Pengusaha Elektronik Pilih Kurangi Margin

PEKANBARU - Dampak perekonomian yang belum membaik, imbas dari krisis global dan lokal, masih berdampak pada rendahnya daya beli masyarakat. Disisi lain, sektor usaha barang-barang elektronik kian dipengaruhi pergerakan kurs dolar terhadap rupiah. Alhasil, para pelaku pasar lebih memilih mengurangi margin ketimbang menaikkan harga.

Sejak bertahannya dolar di level Rp 11 ribuan, beberapa produk-produk elektronik ikut terpengaruh terutama produk luar atau import. "Kenaikan dolar kemarin yang sampai saat ini bertahan di sebelas ribuan, mendorong harga barang-barang elektronik," ujar Didi, Manager Elektronik Solutian (ES), Mal SKA Pekanbaru kepada Metro Riau, Kemarin.

Namun meskipun mengalami kenaikan, beberapa pelaku usaha elektronik lebih memilih mengurangi pendapatan keuntungannya (margin), ketimbang ikut menaikkan harga. Kebijakan ini, kata Didi akan lebih baik dari pada menaikkan harga produk seperti kenaikan yang dilakukan dari supplier. Dengan catatan kenaikannya masih bisa di imbangi.

Pasalnya, sambung Didi, daya beli masyarakat saat ini masih tergolong rendah dibandingkan kondisi sebelumnya. Sepanjang tahun 2008 lalu, gairah pasar sangat bagus hingga bulan Agustus. Namun sejak bulan September, market mulai sepi hingga puncaknya di bulan Oktober. Dibulan November, Desember sampai Januari ini, pasar mulai membaik.

"Memang ada sedikit kenaikan daya beli dibandingkan dari triwulan ke empat tahun lalu. Tapi daya beli masih termasuk rendah, makanya kita kurangi saja margin, sehingga masyarakat atau konsumen tidak terbebani. Kecuali kalau kemampuan konsumen sudah bagus, tidak masalah harganya dinaikkan, tetapi sekarangkan belum," tukas Didi.

Secara terpisah, Adrizal, pedagang elektronik Sony di Jalan Sudirman juga menyatakan hal yang sama. Tingkat penjualan tokonya masih rendah dibandingkan semester pertama 2008. Padahal, biasanya setiap tahun terjadi peningkatan penjualan produk-produknya. Untuk penjualan bulan Januari ini saja (sampai sekarang), pencapaian penjualannya baru mencapai 65 persen.

"Untuk bulan Januari ini memang sedikit lebih baik dibandingkan tiga bulan terakhir. Kita berharap kemampuan beli masyarakat pulih memasuki bulan Februari nanti. Apalagi akan memasuki masa pemilu, sejogyanya mampu mendongkrak daya beli masyarakat (konsumen)," ujar Ad.

Baik Didi maupun Adrizal, sama-sama memperkirakan daya beli masyarakat akan pulih pada pertengahan tahun 2009 ini. "Paling ditengah tahun ini, paling cepat saat pemilu nanti. Mudah-mudahan saja," tukasnya kepada Metro Riau.

(Malik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar